Makalah
menyatuni kaum Dhuafa
Pendidikan
Agama Islam
Kelompok : 1
Disusun Oleh: -
-
-
-
-
SMK DAARUL ULUUM
TKJ (Teknik Komputer Jaringan)
TKJ (Teknik Komputer Jaringan)
JL. Pedurenan raya no. 53 jakara selatan
Telp. (021) 57950676 FAX. (021)57950675
Wibeside : http://smkdu.com
Telp. (021) 57950676 FAX. (021)57950675
Wibeside : http://smkdu.com
Kata Pengantar
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang menyantuni kaum Duafa, yang kami sajikan berdasarkan materi dan informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para SMK DAARUL ULUUM Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada guru mapel saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaum dhuafa adalah kelompok manusia yang dianggap lemah atau
mereka yang tertindas. Adalah mereka yang tak bisa hijrah karena terhalang baik
sosial maupun ekonomi fakir dan miskin tertekan keadaan bukan karena malas,
mereka yang kurang tenaga (bukan karena malas), mereka yang kurang kemampuan
akalnya ( bukan karena malas ) dan atau mereka yang terbelakang pendidikannya.
Itu adalah sebagian dari pengertian kaum dhuafa'.
Kita mengetahui bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam adalah pecinta kaum dhuafa. Ada hadist Rasulullah yang mengingatkan akan
pentingnya membantu sesamanya dalam berbagai hal yang berkaitan dengan kebaikan
yang artinya :"Rasulullah SAW bersabda : "Seorang Muslim adalah
saudara Muslim yang lain. Siapa saja yang berusaha memenuhi kebutuhan
saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa saja yang menghilangkan
kesusahan dari seorang Muslim, Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya
pada Hari Kiamat." (HR. Muttafaq 'alaih).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian kaum
dhuafa ?
2. Tulis ayat dan cari
pengertian ayat Q.S AL-isra:26-27!
3. Tulis kandungan
tajwid ayat Q.S AL-isra:26-27!
C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian
kaum dhuafa
2. Menjelaska ayat dan
cari pengertian ayat Q.S AL-isra:26-27!
3. Mengetahui kandungan
tajwid ayat Q.S AL-isra:26-27!
BAB
II
Q.S.AL-ISRA AYAT 26-17
Q.S.AL-ISRA AYAT 26-17
26. Dan berikanlah
kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros.
27. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya
Tajwid
1. الْقُرْبَى = Idhar Qamariyah (Alif lam bertemu
qaf)
2. وَابْنَ السَّبِيلِ = Qalqalah Sughra (Ba’mati ditengah kata)
3. تَبْذِيرًا = Mad Tabi’i (Kasrah bertemu ya’
sukun)
4. الشَّيَاطِينِ = Idgham Syamsiyah (Alif lam bertemu
syin)
BAB III
ARTI PERKATA
ARTI PERKATA
Arti Kata
Ø وَآتِ =
Dan berikanlah
Ø ذَا
الْقُرْبَى = Kepada keluarga
terdekat
Ø حَقَّهُ = Akan haknya
Ø وَالْمِسْكِينَ =
Dan orang miskin
Ø وَابْنَ
السَّبِيلِ = Dan
orang yang dalam perjalanan
Ø وَلا
تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا = Dan janganlah
menghamburkan hartamu secara boros
Ø إِنَّ
الْمُبَذِّرِينَ = Sesungguhnya pemboros itu
Ø كَانُوا = Adalah
Ø إِخْوَانَ = Saudara
Ø الشَّيَاطِينِ = Setan- setan
Ø وَكَانَ = Dan adalah
Ø الشَّيْطَانُ = Setan
Ø لِرَبِّهِ = Kepada Tuhannya
BAB
IV
ISI KANDUNGAN
ISI KANDUNGAN
Dalam ayat ini secara tegas Allah memerintahkan kepada
kita untuk menyisihkan sebagian rizeki yang kita punya (besrsedekah) kepada
kerabat dekat, Oran miskin, dan ibnu sabil (Orang yang dalam perjalanan).
Karena memang dalam harta yang kita punya ada hak-hak mereka. Peringkat pertama
Orang yang kita beri sedekah adalah keluarga dekat, Orang miskin, dan Orang
kehabisan bekal dala perjalanan.
Islam sangat memperhatika kehidupan sosisal umatnya,
dengan sedikit berbagi inyaallah dapat tercapai pemerataan ekonomi yang
berdampak pda kesejahteraan masyarakat sosial. Dengan selalu menerapkan pola
hidup sederhana (sesuai kebutuhan) da tidak berlebih-lebihan, inya Allah kita
akan terhindardari hasutan setan. Dan bentuk konsekuensinya adalah Allah
mensaudarakan umatnya (orang-orang) yang boros dengan setan yang di laknat di
hari kiamat.
Sebagai umat muslim profesional, kita juga diharuskan
untuk bisa memperhatikan skala psioritas antara kebutuhan dan keingginan, agar
tidak terjebak dalam pola hidup boros yang merupakan akhlak tidak terpuji.
Pada
setiap harta seseorang terdapat milik orang lain. Karena secara tidak langsung
harta yang dimiliki merupakan hasil bantuan orang lain (QS.Adz-Dzariat
{51}:19). Mengenai distribusi pemberian hak, hendaklah kaum kerabat didahulukan
kemudian orang- orang yang hidup dalam kemiskinan, juga orang- orang yang
sangat membutuhkan termasuk ibnu sabil atau musafir (QS. Al-Baqarah {2} :177)
Dengan
ditunaikannya hak dengan cara yang baik, juga pelayanan yang prima yang telah
diberikan, maka dengan sendirinya akan mempererat persaudaraan dan tali kasih
sayang (QS.At-Taubah {9}:103)
Memberi
kepada orang lain merupakan perbuatan yang sangat mulia karena dapat
meringankan beban orang lain, sementara menghamburkan- hamburkan harta
merupakan perbuatan yang sangat tercela (QS.Al-Isra {17}:29), karena megikuti
gaya hidup setan dengan mengumbar hawa nafsu yang ada pada diri sendiri
(QS.Al-Isra {17}:21). Dan setan itu sendiri makhluk yang sangat ingkar pada
Tuhannya. (QS.An-Nuur {24}:21.
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Memahami ayat-ayat Al Qur’an
tentang perintah menyantuni kaum dhuafa
Kompetensi Dasar :
Menampilkan perilaku menyantuni kaum Dhu’afa seperti terkandung dalam QS Al Isra : 26-27 dan QS Al Baqarah : 177.
Indikator :
• Mampu mengidentifikasi perilaku menyantuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al Isra’26-27.
• Mampu mempraktekan perilaku menyantuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al isra’ 26-27.
• Mampu menunjukkan perilaku menyentuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al Isra’ : 26-27.
Tujuan Pembelajaran :
• Siswa dapat mengidentifikasi perilaku menyantuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al Isra’26-27.
• Siswa dapat mempraktekan perilaku menyantuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al isra’ 26-27.
• Siswa dapat menunjukkan perilaku menyentuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al Isra’ : 26-27.
Kompetensi Dasar :
Menampilkan perilaku menyantuni kaum Dhu’afa seperti terkandung dalam QS Al Isra : 26-27 dan QS Al Baqarah : 177.
Indikator :
• Mampu mengidentifikasi perilaku menyantuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al Isra’26-27.
• Mampu mempraktekan perilaku menyantuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al isra’ 26-27.
• Mampu menunjukkan perilaku menyentuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al Isra’ : 26-27.
Tujuan Pembelajaran :
• Siswa dapat mengidentifikasi perilaku menyantuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al Isra’26-27.
• Siswa dapat mempraktekan perilaku menyantuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al isra’ 26-27.
• Siswa dapat menunjukkan perilaku menyentuni kaum dhu’afa seperti yang terkandung dalam QS Al Isra’ : 26-27.